Mengenal Perbedaan Antara Key Performance Indicator dengan Objective and Key Result

Mungkin Anda pernah mendengar istilah Objective and Key Result (OKR) untuk menetapkan tujuan bisnis dan mengukur performa supaya kita dapat mencapai hasil yang diinginkan. Istilah OKR salah satunya dipopulerkan dalam buku “Measure What Matters” oleh John Doerr yang memperkenalkan OKR kepada Google. Komponen pertama dalam OKR, yaitu objective. Arti dari objective adalah apa hal yang ingin kita capai. Sedangkan key result berbicara tentang indikator pengukuran bagaimana kita mencapai objective tersebut. 


Misalnya objective sebuah tim pengelola media sosial adalah membuat akun yang dikelola mereka terverifikasi dengan centang biru di tahun depan, maka beberapa key result-nya adalah jumlah konten dengan engagement rate 5%, banyaknya jumlah share setiap bulannya harus di atas 3.000, mendapatkan pertumbuhan jumlah pengikut aktif yang mampu menjalin komunikasi dua arah sebanyak lebih dari 10.000 orang dalam setahun, dan sebagainya.


Selain OKR, metode untuk mengukur performa yang lainnya adalah Key Performance Indicator (KPI), yang sudah tidak asing dan pernah kita bahas bersama di artikel sebelumnya. Namun, tahukah Anda walaupun sama-sama bertujuan mengukur performa bisnis, OKR memiliki perbedaan dengan Key Performance Indicator (KPI)? KPI berbicara mengenai indikator kunci dari kinerja seseorang yang turut berkontribusi terhadap target perusahaan. Dalam KPI, biasanya ada komponen job description dari seorang individu. Dari adanya job description, ditentukan apa yang menjadi faktor penentu atau indikator bahwa dia sukses mengerjakan suatu hal. Untuk menentukan keberhasilan indikator tersebut, diperlukan adanya angka atau nilai yang dapat mengukur performa.


Pada OKR, Anda akan mengetahui bagaimana suatu objective dapat tercapai dan mengapa suatu key result atau suatu target pekerjaan harus dicapai. Sedangkan pada KPI, “mengapa”-nya tersebut tidak menjadi fokus utama, namun seringkali karyawan hanya sebatas mengetahui “berapa” dan “apa yang dilakukan”. Namun di sisi lain, kedua metode ini mengukur performa secara kuantitatif. Alangkah baiknya, dalam pengukuran secara kuantitatif dan menentukan setiap action items, ada alasan yang jelas di baliknya terlebih dahulu terlepas dari apa metode yang digunakan.


Pembuatan  OKR: Objective atau Key Result Dahulu?

Untuk membuat OKR, berpikirlah secara sistematis dan mulailah dari menentukan objective terlebih dahulu; mengapa Anda memulai sesuatu atau membuat sesuatu. Misalnya objective atau tujuan perusahaan Anda adalah ingin membuat Anda dan karyawan Anda bebas dan mandiri secara finansial.


Berangkat dari objective tersebut, turunkan ke beberapa komponen key result. Misalkan key results Anda adalah mendapatkan penghasilan finansial sebesar jumlah tertentu dalam sebulan, gencar melakukan branding melalui berapa post dalam satu hari di media sosial, dan sebagainya. Sehingga, objective dan key result bukanlah dua hal yang bersifat terpisah namun berkesinambungan dan harus dimulai secara sistematis dari objective terlebih dulu.


Baca juga: KPI Sebagai Alat Pengukuran Performa Bisnis


Pembuatan KPI: Jadi, Kapan Objective Digunakan untuk Menentukan KPI?

Dalam membuat KPI perusahaan, umumnya ada dua latar belakang kondisi. Pertama adalah kondisi ketika karyawan sedang sibuk melakukan eksekusi yang umumnya terjadi di tengah tahun. Sedangkan yang kedua, adalah ketika cukup ada waktu senggang di perusahaan atau ketika fokusnya lebih ke penentuan target pencapaian tahun depan di masa-masa peralihan akhir tahun ke awal tahun.


Pada kondisi pertama, agar tidak mengganggu berjalannya bisnis, KPI dapat dibuat berdasarkan job description setiap karyawan terlebih dahulu. Untuk menggali informasi dalam menentukan KPI, Anda dapat melakukan wawancara berkelompok (dengan beberapa karyawan yang role-nya serupa) dalam memahami setiap job description, hingga akhirnya menurunkan masing-masing poin tersebut ke dalam action items lengkap dengan pengukuran keberhasilannya.


Pada kondisi kedua, akan lebih baik untuk menurunkan objective ke KPI agar pengukuran bersifat lebih akurat dan berkesinambungan. Sehingga jawabannya, kehadiran objective penting untuk menentukan KPI. Hal ini bisa dimulai dari penyelenggaraan pertemuan dengan para top management untuk menentukan strategi perusahaan terlebih dahulu. Strategi tersebut bisa beragam, mulai dari kepuasan pelanggan, penjualan, hingga peningkatan skala perusahaan. Ketika Anda sudah mendapatkan strategic objective perusahaan, Anda dapat menurunkannya ke KPI perusahaan, KPI divisi, dan seterusnya hingga diturunkan ke masing-masing individual.


Baca juga: KPI untuk Customer Service dan Admin, Bagaimana Cara Membuatnya?


Sekarang, Anda sudah memiliki gambaran dasar mengenai perbedaan KPI dan OKR. Tidak ada jawaban mutlak akan mana yang lebih baik, semua itu tergantung dengan kebutuhan dan pemahaman masing-masing tim. Anda dapat memilih penggunaan salah satu metode dan hal ini dapat disesuaikan dengan kondisi bisnis Anda. Untuk mengetahui lebih lanjut agar pembuatan KPI maupun OKR dapat lebih efektif untuk mengukur performa bisnis Anda, silahkan berkonsultasi dengan ahli di bidangnya

 
Previous
Previous

Mengukur Performa Human Resources dengan KPI

Next
Next

Pentingnya Memiliki Key Performance Indicator untuk Bisnis Anda